Friday 6 January 2017

Tips naik gunung musim hujan

Buat para outsiders, selain persiapan administrasi, mental, fisik dan menentukan gunung yang akan di daki selama musim hujan, ini dia persiapan yang harus diperhatikan. Apa saja itu?
Ilustrasi

1. Hal pertama harus kita perhatikan adalah pakaian. pakaian yang kita bawa haruslah pakaian yang terbuat dari bahan yang mudah kering (dry fit). selain mudah di packing dan tidak memakan tempat yang cukup banyak di dalam ransel, baju dry fit juga lebih ringan untuk dibawa dan tentunya 10 x akan lebih cepat kering ketimbang baju biasa.

2. Persiapan yang kedua adalah packing guys. packing merupakan persiapan penting dalam memulai pendakian. salah dalam mem-packing barang bawaan akan berakibat cukup fatal dan membuat badan akan terasa sakit semua. khusus di musim hujan, tata cara packing yang perlu diperhatikan adalah:
 
a) Sebelum dimasukkan ke dalam ransel, pastikan semua barang dimasukkan kedalam plastik, terutama barang – barang elektronik ya guys. b) Pisahkan antara baju, alat mandi, logistik, alat masak, obat-obatan, dalam plastik yang berbeda.
 
c) Langkah selanjutnya adalah sebelum memasukkan barang yang sudah dibungkus plastik tadi ke dalam ransel, masukkan trashbag terlebih dulu ke dalam ransel. Jadi, perlindungan dari air akan lebih mantap.

3. Peralatan yang sangat di butuhkan ketika dalam pendakian dan harus dibawa adalah sepatu waterproof biar nyaman selama perjalanan. selain itu sandal jepit juga wajib dibawa guys. biar enak kalau kita sudah berada di area camping ground. bisa di buat muter - muter selama kita berada di disana. selanjutnya adalah payung, jas hujan, kanebo, dan yang penting minuman dan makanan yang menghangatkan. perlu juga membawa termos dengan ukuran yang tidak terlalu besar untuk menyimpan air hangat yang sewaku - waktu dan dalam kondisi darurat bisa digunakan.

4. Yang terakhir dan yang terpenting adalah selalu menjaga kelestarian alam sekitar selama pendakian dengan tetap menghormati budaya masyarakatnya. Karena bagaimanapun, alam adalah tempat kita hidup dan tempat kita mempelajari kehidupan. Salam lestari!!!!

Wednesday 4 January 2017

Informasi pendakian

Berdasarkan informasi yang kami himpun, adapun aturan Pendakian di Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Aturan denda senilai Rp 500 ribu bagi pendaki yang buang sampah sembarangan di Gunung Rinjani

Aturan pendakian ini akan diberlakukan di Gunung Rinjani per tanggal 1 April 2017. Alasan terbesar adalah karena para pendaki yang sering membuang sampah sembarangan saat mendaki sehingga mengakibatkan banyak sampah tercecer di beberapa titik Gunung Rinjani.
Semua pendaki, baik domestik maupun mancanegara akan diminta untuk membayar uang jaminan sebesar Rp 500 ribu sebelum mendaki. Uang akan dikembalikan jika para pendaki turun dengan sampah yang mereka hasilkan dari bungkus snack atau bahan-bahan yang mereka bawa ketika naik.

ilustrasi


2. Larangan membawa botol air minum sekali pakai dan tisu basah di Gunung Gede Pangrango

Demi menyongsong tahun 2017, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) selaku pengelola juga menyiapkan aturan terbaru yang melarang pengunjung membawa Botol Air Minum dalam Kemasan (AMDK) dan Tissue Basah karena dinilai sebagai sumber utama permasalahan sampah di Gunung Gede Pangrango. Ardi Andono, selaku Kepala Wilayah 1 Taman Nasional Gunung Gede Pangrang akan mulai merealisasikan aturan ini di bulan April 2017 mendatang.

3. Larangan untuk naik ke Puncak Merapi

Larangan naik ke Puncak Merapi sebenarnya sudah dilarang ada sejak lama. Namun Balai Penelitian Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, kembali menekankan hal ini karena kondisi tanah menuju Puncak Merapi tidak stabil.
Surat resmi terkait penutupan puncak Merapi sendiri sudah diedarkan kepada Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Klaten, serta Boyolali dan sudah mulai diberlakukan. So, bagi Kamu yang akan mendaki Gunung Merapi, cukup sampai Pasar Bubrah saja, ya.

4. Penutupan jalur pendakian Gunung Gede-Pangrango dan Rinjani

Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango akan menutup jalur pendakian di akhir tahun. Mulai tanggal 31 Desember 2016 hingga 31 Maret 2017. Penutupan ini dilakukan untuk pemulihan ekosistem hutan di Taman Nasional Gede Pangrango. Jadi, para pendaki yang berencana untuk mendaki di tahun baru, tidak akan dilayani.

Taman Nasional Rinjani juga akan menutup jalur pendakian di tahun 2017. Penutupan jalur pendakian ini dilakukan di awal tahun 2017 yaitu bulan Januari, Februari, dan Maret, seperti yang dilakukan oleh pihak Balai Besar Taman Nasional Gunung Rinjani sejak 20 tahun ini.

Agus Budi Santosa, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Rinjani mengatakan bahwa bulan-bulan tersebut cuaca sangatlah buruk, hujan, dan angin badai akan terus terjadi. Dengan jalur yang memiliki lebar tidak sampai satu meter yang dapat membahayakan pendaki. Penutupan ini masih menunggu surat keputusan dari BMKG.

Informasi ini diambil dari www.adventuretravel.co.id

Tuesday 20 December 2016

Rekomendasi tempat liburan akhir tahun

Buat kalian yang ada di daerah Jember, tempat ini bisa menjadi pilihan buat ngisi liburan akhir tahun kalian. Terletak di desa Sucopangepok kecamtan jelbuk kabupaten Jember, puncak SJ88 menawarkan sensasi wisata yang menantang adrenalin. Perjalanan dimulai dari alun – alun kota Jember menuju arah Bondowoso. Namun setibanya di pertigaan pertama setelah Polsek Jelbuk, belok kiri mengikuti jalan aspal menuju arah desa Sucopangepok. Perkiraan jarak dari alun – alun Jember sampai parkiran sepeda motor sekitar 21,9 km atau sekitar 48 menit. Disarankan perjalan dimulai pada pukul 03.30 wib / sebelum subuh untuk menikmati matahari terbit. Tentunya dengan kondisi awan yang cerah.

peta lokasi

Sesampainya di tempat parkir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Dari sini dapat dijumpai penunjuk arah menuju puncak SJ88. Setelah melewati penunjuk arah pertama, jalan mulai terjal dan berbatu. Akan sangat aman bila cuaca tidak sedang atau habis diguyur hujan. Karena memang jalurnya berada di tengah pedesaan, penjual makanan ringan atau warung – warung warga dapat dijumpai disepanjang perjalanan. Kondisi ini bias dimanfaatkan untuk mengisi bekal di perjalanan.


Untuk mencapai puncak SJ88, pengunjung harus mendaki bongkahan batu dengan ukuran yang cukup besar. Selain itu, ada juga anak tangga yang dilengkapi dengan tali untuk pegangan. Dari sini sudah terlihat puncak SJ88 yang berwujud batu besar dan terletak diatas bukit dengan ketinggian kurang lebih 800 mdpl. Waktu tempuh perjalanan kaki dari tempat parkir menuju puncak SJ88 diperkiran mencapai kurang lebih 40 menit.

Puncak SJ88

Puncak SJ88

Puncak SJ88

Wednesday 26 August 2015

Konservasi Penyu Hijau di Pantai Sukamade

Berbicara tentang Banyuwangi, tentu banyak potensi wisata yang menarik untuk dieskplorasi. Mulai dari budaya masyarakatnya, tariannya, masakannya sampai wisata alamnya. Jika ingin menikmati perjalanan seru dan menikmati keindahan alam yang masih asri, Pantai Sukamade bisa menjadi salah satu pilihan. Disebut sebagai Diamond Triangle di Banyuwangi, Pantai Sukamade merupakan tempat konservasi penyu di pantai selatan Banyuwangi dan masih dalam satu wilayah Taman Nasional Meru Betiri.
 
Pantai Sukamade terletak di Desa Sukamade, Kecamatan Pesanggaran. Untuk sampai ditempat ini, kita harus menuju Kecamatan Genteng atau Jajag. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju arah selatan mengikuti petunjuk arah ke Pulau Merah atau Pesanggaran. Sesampainya di Pesanggaran, kita harus melanjutkan perjalanan menuju Desa Sarongan. Desa ini merupakan desa terakhir sebelum memasuki kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Perjalanan dari desa ini sampai di pintu masuk kawasan taman nasional merupakan rute dengan kondisi jalan makadam dan melewati Pantai Rajegwesi. Sesampainya di pintu masuk, kita harus mendaftarkan diri kita dan rombongan sebelum memasuki kawasan taman nasional dengan membayar sejumlah rupiah yang sudah ditentukan oleh pengelola. Kurang lebih 1,5 km, kita akan bertemu dengan Teluk Hijau yang juga mempunyai pesona keindahan alam yang tidak boleh terlewatkan. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Sukamade dengan melewati jalanan berbatu ditengah hutan yang masih asri. Seperti kebanyakan jalan di hutan pegunungan pada umumnya, kondisi jalan disini juga naik turun. Setelah melewati jalan berbatu, kita dipertemukan oleh persimpangan. Ke kanan merupakan jalan menuju Desa Sukamade. Jika kita lewat jalur ini, maka kita harus berputar untuk sampai di Pantai Sukamade dengan jarak labih dari 5 km dan menyeberangi sungai 2 sampai 3 kali. Jika kita ambil jalur ke kiri, maka jalur akan lebih pendek dan menghemat waktu dengan sekali menyeberangi sungai. Jarak dari pintu masuk taman nasional sampai di Pantai Sukamade kurang lebih 15 km. Perjalanan akan lebih seru lagi ketika kita harus menyeberangi sungai dengan air yang masih jernih. Perjalanan ini lah yang kebanyakan orang menyebutnya dengan perjalanan yang seru dan menantang. Perjalanan ini bisa dilakukan dengan menggunakan sepeda motor atau mobil jeep yang kuat untuk medan berbatu.

Setelah mengambil jalur ke kiri dan menyeberangi sungai, kita akan dipertemukan dengan perkebunan cokelat kurang lebih 3 km perjalanan dengan kondisi jalan makadam. Setelah itu, kita akan sampai di kantor konservasi penyu Sukamade. Disini terdapat berbagai fasilitas yang ditawarkan kepada pengunjung. Bagi bag packer, terdapat camping ground yang bisa dijadikan tempat untuk mendirikan tenda. Selain itu, disini juga terdapat musholla, penginapan, kamar mandi, dan tentunya air bersih selama 24 jam. Selain itu, disini juga terdapat tempat penetasan penyu yang terdiri dari 4 blok dalam satu ruangan. Ditempat ini, kita atau pengunjung bisa menikmati alam dan melakukan pengamatan aktivitas penyu yang sedang bertelur. Biasanya, kegiatan ini dilakukan pada malam hari mulai jam 20.00 sampai dengan selesai. Sebelum melakukan kegiatan ini, kita harus mendaftarkan diri kita dan rombongan yang terdiri dari 10 orang sebesar 100.000 kepada petugas. Dalam kegiatan ini, kita akan didampingi oleh petugas untuk melakukan pengamatan.

Untuk sampai di pantai, kita harus berjalan kurang lebih 700m.  Dalam kegiatan ini, kita tidak boleh menyalakan senter atau menghidupkan kamera dengan cahaya flash. Hal ini dikarenakan akan mengganggu penyu yang akan mendarat untuk bertelur dan bahkan penyu tidak akan mendarat ke pantai dan merugikan semua rombongan. Dalam satu malam, kurang lebih akan ada 1-2 penyu yang akan mendarat. Itu pun kalau beruntung. Hal ini dikarenakan oleh semakin berkurangnya jumlah penyu yang disebabkan oleh penangkapan secara liar, rusaknya habitat dan tempat bertelurnya penyu

Penyu yang biasanya mendarat di tempat ini adalah Penyu Hijau dengan nama latin Chelonia Mydas (CM) memiliki ciri – ciri berwarna kuning kehijauan atau cokelat hitam gelap. Bentuk cangkangnya bulat seperti telur jika dilihat dari atas dan memiliki kepala yang retif kecil dan tumpul. Penyu jenis ini memiliki ukuran panjang antara 80 hingga 150 cm dan beratnya dapat mencapai 132 kg. Penyu jenis ini banyak tersebar di wilayah tropis dekat pesisir benua dan sekitar kepulauan. Usia kematangan seksualnya tidak bisa dipastikan. Sampai saat ini diperkirakan 45 - 50 tahun. Penyu hijau betina bermigrasi dalam wilayah yang luas, antara kawasan mencari makan dan bertelur, tetapi cenderung untuk mengikuti garis pantai dibandingkan menyeberangi lautan terbuka.

Tukik


Penyu hijau dewasa merupakan penyu laut herbivora. Makanan utama mereka adalah lamun laut atau alga yang hidup di perairan tropis dan subtropik. Tetapi anak-anaknya diasumsikan omnivora untuk mempercepat pertumbuhan tubuh mereka. Kemungkinan besar terjadi transisi bertahap saat penyu mencapai besar yang cukup untuk dapat menghindari predatornya.

Bedasarkan informasi dari berbagai sumber, distribusi Penyu Hijau tersebar di kawasan pesisir Afrika, India, dan Asia Tenggara, serta sepanjang garis pantai pesisir Australia dan Kepulauan Pasifik Selatan. Didaerah tersebut terdapat sejumlah kawasan peneluran dan kawasan pencarian makan penting bagi penyu hijau. Mereka juga dapat ditemukan di Mediterania dan terkadang di kawasan utara hingga perairan pesisir Inggris.

Siklus bertelurnya Penyu Hijau bervariasi, mulai dari 2 – 8 tahun sekali. Dalam sekali bertelur, penyu bisa mengeluarkan 60 – 150 butir telur. Dalam proses bertelur ini, penyu membutuhkan waktu 2 - 3 jam. Selain itu, penyu membutuhkan waktu kurang lebih 15 – 50 tahun untuk dapat melakukan perkawinan.

Penyu setelah bertelur
Khususnya di kawasan Konservasi Penyu Hijau Pantai Sukamade, setelah penyu bertelur di pantai maka telurnya akan dimbil oleh petugas dan kemudian di pindah ke tempat penetasan penyu. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari ancaman predator alami yang mengincar telur penyu. Di tempat penetasan, telur di pendam dalam lubang pasir yang bisa mencapai 200 butir lebih telur dalam satu lubang. Butuh beberapa waktu agar telur penyu menetas. Setelah menetas, tukik (bayi penyu) dibiarkan beberapa hari sampai pada akhirnya tukik itu siap untuk dilepaskan ke laut. Dari ratusan telur yang dihasilkan oleh seekor penyu, hanya belasan tukik yang bisa menetas dan mampu bertahan sampai dewasa di alam bebas. Khusus untuk penyu betina, butuh waktu 15 - 30 tahun untuk kembali ke pantai dan bertelur. Masih di tempat konservasi penyu Sukamade, kita juga bisa melepas tukik ke pantai di pagi hari. Kegiatan ini juga jangan sampai dilewatkan oleh para pengunjung karena akan sangat jarang sekali kita temukan ditempat lain. Selamat mencoba dan mari kita jaga kelestarian dan keanekaragaman hayati di negeri kita.

Tempat penangkaran penyu
Tempat penangkaran penyu
Pelepasan tukik di pantai
Tukik di dalam penangkaran





 

Tuesday 7 April 2015

Pantai Payangan Jember

Terletak di Kecamatan Ambulu, Desa Samberejo, Dusun Payangan, Pantai Payangan merupakan salah satu wisata di pantai selatan Kota Jember yang menyuguhkan pemandangan alam yang tidak kalah menariknya dengan pantai – pantai di Pulau Dewata. Untuk sampai ditempat ini, pengunjung membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit dari pusat kota Jember menuju Ambulu. Dari perempatan lampu merah Ambulu, ambil jalan lurus ke selatan menuju arah Pantai Watu Ulo. Setelah itu, pengunjung mengambil jalan lurus (ke kanan adalah pantai Watu Ulo) menuju perkampungan nelayan yang ada di desa Payangan. Dari sini, pengunjung bisa menitipkan motornya di tempat parkir yang dikelola oleh masyarakat setempat. Tarif parkir untuk satu motor adalah Rp. 5.000.

Pantai Payangan merupakan pantai yang menyuguhkan panorama pemandangan alam yang tidak kalah menarik dengan pantai tetangganya (Watu Ulo dan Papuma) untuk dikunjungi. Di pagi dan sore hari, pengunjung bisa naik ke salah satu bukit yang ada di beberapa titik di sepanjang pantai untuk menikmati sunrise dan sunset. Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati indahnya pantai dan birunya Samudera Hindia di siang hari dari ketinggian sekitar 50 – 100 meter.

Berikut foto – foto Pantai Payangan:

 
Payangan dari atas bukit

Pantai Papuma dan Watu Ulo dari salah satu bukit di Pantai Payangan

Enjoy the nature