Wednesday 20 July 2011

Arung Jeram

OLAH RAGA ARUS DERAS
(ORAD)

1.      Pendahuluan
Banyak orang menyebutkan olah raga arus deras (rafting) ditemukan di Amerika, dan banyak pula menyebutkan bahwa oleh raga arus deras ditemukan di Benua Eropa. Di Indonesia saat ini kegiatan Rafting berkembang secara “meneba-nebak” kepastian keamanan dan tujuannya. Kegiatan ini sempat diberi nama, “arung jeram, wisata perahu karet, susur sungai” dan lain sebagainya.
2.      Materi dasar ORAD
2.1  Peralatan ORAD
1.      Perahu
Dalam orad sendiri perahu yang digunakan terdapat berbagai jenis, karakter dan berbagai bentuk perahu yang digunakan. Pada umumnya perahu yang digunakan dalam berarus deras terbuat dari bahan hypalon, polyister nylon, dan PVC.
Perahu dapat kita golongkan menjadi dua menurut karakternya :
a.      Self Bailing
Yang dimaksud dengan perahu self bailing, perahu yang dilengkapi dengan lantai yang dipompa dan terdapat lobang pembuangan air. Jadi tidak perlu lagi dilengkapi dengan alat pembuangan air.
b.      Non Self Bailing
Perahu yang tidak dilengkapi dengan lubang pembuangan air yang dipompa. Karena itu, perahu jenis ini harus dilengkapi dengan alat untuk membuang air (ember) selama berolah raga arus deras.
Apabila ditinjau dari type perahu itu sendiri digolongkan menjadi :
·         Landing Craft Rubber (LCR)
a.      River Boat
Dibuat khusus untuk mengarungi sungai berarus deras, pada umumnya berbentuk oval dimana bagian depan perahu lebih lancip daripada bagain belakang perahu. Dan pada perahu ini tidak terdapat tempat untuk tempat kedudukan mesin, serta lantai ini dilengkapi dengan self bailing. Selain yang tertera di atas sarana dalam ber-ORAD antara lain cataraft dan duckies/inflatable kayak.
2.      Pelampung
Pelampung/bodyprotector adalah alat yang berfungsi sebagai pengaman awak perahu apabila di air dapat terangkat ke atas permukaan. Pelampung yang dianjurkan/standart dalam orad adalah pelampung yang bagian depan lebih tebal daripada bagian belakang dan dilengkapi dengan bantalan pelindung kepala.
3.      Helm
Untuk helm sendiri, dalam Orad berfungsi sebagai pelindung kepala dari benturan benda keras. Helm yang terbuat dari fiberglass sangat ringan tetapi berbahaya karena apabila tebentur benda keras helm mudah pecah dan untuk helm yang terbuat dari plastik lebih aman bila dibandingkan dengan bahan fiberglass dan memang yang lebih dianjurkan adalah helm yang terbuat dari bahan plastik. Untuk penggunaan helm dianjurkan jangan terlalu kencang dan terlalu longgar karena akan mengganggu gerak kepala dan pandangan mata pada saat pengarungan.
4.     Tali Lempar (Throw Bag)
Peralatan lain yang dianjurkan dibawa adalah Trowbag yaitu tali yang dikemas sedikimian rupa sehingga dapat digunakan untuk menolong awak perahu yang hanyut terbawa oleh arus sungai.
5.      Tas (Dry Bag)
Tas yang terbuat dari bahan kedap air untuk mengamankan peralatan/barang yang dibawa agar terlindung dari air (kamera, peta, notebook, dll).
6.      Lain-lain
Dalam pengarungan panjang dianjurkan membawa/memakai peralatan lain demi keamanan dalam pengarungan antara lain :
Flip line
Kaos lengan panjang
Sunblock
Celana pendek (sebatas lutut) atau Second Skin
Carabiner snapgate
Tempat minum
dll.
2.2  Mendayung
1.      Dayung Ke Depan
Sebelum kita melakukan teknik dayungan, terlebih dahulu kita harus memperhatikan cara memegang dayung secara benar. Mendayung ke depan dapat kita lakukan dengan cara menggerakkan dayung dari depan kita tarik ke belakang dengan bilah/daun dayung seluruhnya di dalam air agar supaya laju perahu bertambah.
2.      Cara Mendayung Ke Belakang
Sama seperti mendayung ke depan namun dilakukan kebalikan dari mendayung ke depan. Fungsi dayungan ke belakang adalah untuk menahan laju perahu dan perahu dapat bergerak ke belakang.
3.      Dayungan Pancong (Draw Stroke)
Gerakan mendayung dengan cara menggerakkan dayung dari arah luar ke dalam secara horisontal/memotong badan perahu. Mendayung seperti ini dipakai apabila perahu akan merapat ke tepi sungai, menghindari benturan antara bagian belakang perahu dari rintangan atau batu (red: skiper).
4.      Dayungan “C” (C stroke)
Gerakan dayung dilakukan dengan cara menggerakkan dayung dari depan ke belakang secara menyamping menyerupai huruf “C” fungsi dari dayungan ini dapat membelokkan perahu secara cepat.
5.      Dayungan “J” (J stroke)
Cara mendayung yang dilakukan seperti huruf “J”, dilakukan dengan cara menggerakkan dayung dari depan ke belakang dan diputar menyerupai huruf “J” ke arah luar dimana dari dayungan ini dapat mempertahankan posisi perahu di atas permukaan sungai.
Dari kedua gerakan di atas (3 dan 4 biasanya dilakukan oleh skiper atau yang menguasai perahu).
Dalam mendayung harus kita ketahui bahwasanya terdapat hokum/patokan sebagai berikut :
  BELOK KIRI
Duduk di kiri                                            Duduk di kanan
- dayungan mundur                                   - dayungan maju
BELOK KANAN
Duduk di kiri                                            Duduk di kanan
- dayungan maju                                        - dayungan mundur
Dari teknik mendayung aba-aba dari seorang skiper perlu dijadikan patokan dalam melakukan dayungan.
2.3  Ombak / Jeram
Ombak dapat kita definisikan permukaan air yang bergelombang. Ombak sendiri terbentuk dari adanya aliran sungai yang terhalang oleh batu atau rintangan yang ada, dimana ombak sendiri dapat kita definisikan menjadi beberapa bagian :

1.      Standing Wafe/Ombak Berdiri
Lintasan air yang mengalir cukup deras ke hulu sungai dimana arus air tertahaan oleh batu atau rintangan sehingga membentuk lidah air dimana ujung lidah ditandai dengan adanya buih.
Untuk melewati standing wafe awak perahu mendayung kuat agar ujung perahu menghantam tengah daripada ombang tersebut, tak jarang dalam melewatinya awak perahu banyak yang terlempar.
2.      Ombak “V”
Untuk ombak V terdapat pada sungai yang berarus deras dimana ombak ini terbentuk dari celah dua batu besar sehingga terbentuk ombak yang cukup deras.
3.      Eddys
Adalah arus air yang mengalir ke hilir sungai tertahan oleh rintangan (stoper). Fungsi daripada eddys adalah tempat untuk berhenti/istirahat setelah melewati arus yang deras.
4.     Hole
Yang dimaksud dengan Hole ialah arus sungai yang membentuk perputaran air diakibatkan adanya patahan dari dasar sungai. Hole itu sendiri sangat berbahaya dibandingkan dengan jeram yang ada sebab bila perahu atau awak perahu terperangkap di dalam hole yang sangat besar akan sulit untuk keluar, namun apabila hole tidak terlalu besar maka akan terasa menyenangkan melewatinya dan kitapun bisa bermain-main di hole tsb.

2.4  Aba-Aba
Dalam sebuah pengarungan aba-aba dari seorang skiper haruslah dicermati dan diperhatikan oleh semua awak perahu, karena semua keputusan dalam sebuah pengarungan yang menentukan adalah seorang skiper. Adapun aba-aba yang diberikan seorang skiper adalah sebagai berikut :
Aba-aba “Maju atau Dayung”
Pada saat skipper memberikan aba-aba maju atau dayung semua awak perahu mendayung ke depan, dimana fungsi dari dayungan maju adalah menambah laju perahu.
 “Mundur/Block”
Yaitu aba-aba dimana semua awak perahu melakukan dayungan mundur agar laju perahu berkurang/bergerak mundur.
   STOP
Aba-aba ini diberikan apabila skiper menghendaki semua awak perahu berhenti melakukan gerakan mendayung dengan bilah dayung diangkat dari air dan siap untuk mendayung kembali sesuai dengan aba-aba selanjutnya dari seorang skiper, jadi pada saat aba-aba stop diberikan yang melakukan gerakan mendayung  hanyalah skiper.
Pindah kiri / Pindah kanan
Aba-aba ini diberikan untuk menjaga keseimbangan perahu dimana aba-aba ini diberikan apabila perahu oleng/hilang keseimbangan biasanya aba-aba ini diberikan pada saat perahu mengalami wrap jadi awak perahu semua pindah ke lambung kiri atau kanan sesuai dengan aba-aba yang diberikan. Posisi awak perahu apabila mengalami wrap adalah pindah ke posisi lambung yang sedang menempel atau membungkus batu agar perahu tidak terbaik/FLIP.
3.      Self Rescue
Dalam pengarungan perlu kita pelajari pertolongan baik untuk diri sendiri maupun untuk awak perahu yang lain. Adapun yang perlu kita perhatikan untuk self rescue adalah sebagai berikut :
1.      Terlempar dari perahu. Langkah pertama yan harus kita lakukan adalah berusaha tetap tenang (don’t panic) ikuti arus sungai dan mencari posisi atau tempat yang aman untuk menepi salah satunya adalah berusaha untuk masuk ke eddys  usahakan tempat tsb mudah dijangkau atau menjangkau perahu.
2.      Renang rescue. Cara dari renang rescue adalah memposisikan badan lurus dengan arus sungai kepala menghadap ke depan (hilir sugai) dimana posisi kaki menendang-nendang ke depan sebagai penyeimbang dari badan dan kedua tangan digerakakan  ke belakang secara bergantian dimaksudkan sebagai pengontrol dari renang rescue yan kita lakukan, apabila kebetulan membawa dayung dapat kita jadikan pula sebagai pengontrol arah.
3.      Keluar dari Hole, salah satu cara untuk keluar dari hole adalah sbb, dengan cara membulatkan badan didalam air pada saat akan memasuki hole dan mengikuti arus sungai apabila sudah terasa mencapai dasar sungai kemudian hentakkan kaki dan berenang ke hilir sungai.
4.      Naik ke perahu. Raih tali pengaman yang terpasang pada samping perahu dengan kedua tangan kemudian hentakkan badan dari bawah ke atas diikuti dengan dorongan tangan ke bawah secara bersamaan sampai badan kita terangkat dan menempel pada lambung perahu. Gerakan diatas dapat dibantu oleh awak perahu yang berada diatas perahu dengan menarik bagian pundak dari pelampung.
5.      Menolong awak perahu. Apabila kita akan menolong awak perahu yang hanyut dan panik dianjurkan untuk menolong atau meraihnya dari belakang badan korban, hindarilah untuk menolong atau meraihnya dari depan si korban karena hal tsb akan membahayakan bagi si penolong.
6.      Menolong korban yang hanyut dengan mengunakan tali lempar/trowbag bila si korban hanyut terlalu cepat dan tidak memungkinkan ditolong dengan cara berenang.  
4.      Hal-Hal yang Perlu Diketahui dalam Orad
Setelah kita mengenal dasar-dasar Orad perlu kita juga beberapa hal di bawah ini agar supaya keamanan dan kelancaran pengarungan dapat tercapai :
1.      Perawatan perahu haruslah diperhatikan dengan cermat, karena perahu merupakan prasarana vital, janganlah menduduki atau menyeret perahu bila perahu tidak sedang berada di atas permukaan air serta hindarkan perahu dari api dan benda tajam.
2.      Persiapkan segala sesuatunya sebelum melakukan pengarungan sesuai dengan kebutuhan agar pengarungan berjalan lancar.
3.      Usahakan awak perahu sesuai dengan jumlah kapasitas perahu.
4.      Dalam suatu pengarungan perlu adanya pembacaan jeram (scouting) agar kita mengetahui rencana selanjutnya dalam melewati jeram.
5.      Kekompakan awak perahu sangat dibutuhkan dalam sebuah pengarungan dan jangan sekali-kali awak perahu membuat keputusan yang dapat merugikan orang lain/dirinya sendiri.
Usahakan tetap tenang (don’t panic) walaupun kondisi perahu sedang mengalami wrap/flip, terjebak Hole atau Eddys, dll.

“Keberanian dalam berarung jeram  tanpa diikuti dengan teknik yang tepat akan mengantar kita pada sebuah titik fatal”


EmoticonEmoticon