Thursday 6 February 2014

Ksatria Jawa

Menurut kamus Bahasa Indonesia, ksatria mempunyai arti orang (prajurit, perwira) yang gagah berani; pemberani. Sedangkan dalam Agama Hindu, ksatria merupakan kasta kedua yang mempunyai arti kasta bangsawan atau kasta prajurit. Dalam sudut pandang lain, kestria mungkin mempunyai pengertian yang berbeda. Akan tetapi, dalam suku Jawa ada lima syarat yang harus dipenuhi agar seseorang bisa disebut sebagai Ksatria, dalam hal ini adalah Ksatria Jawa. Kelima syarat tersebut adalah Wisma, Turangga, Kukila, Waspada, dan Wanita.

Syarat yang pertama adalah Wisma yang mempunyai arti Rumah. Makna konotasi dari wisma adalah bahwa seorang ksatria jawa harus mempunyai identitas yang jelas, pendirian atau prinsip, dan pegangan hidup. Sebagai contoh, ketika seorang ksatria jawa ditanya tentang nama orang tuanya "Siapa nama orang tuamu nak?", maka dia akan menjawab dengan tegas "nama bapak saya adalah Raharjo, dan Fatmawati adalah nama ibu saya". Selain itu, ketika seorang laki - laki jawa mempunyai pendirian bahwa dia tidak akan pernah mencuri dalam hidupnya, maka dia dengan konsisten dan penuh tangung jawab untuk tidak mencuri selamanya. Selanjutnya, jika seorang ksatria jawa diberi amanat, maka dia akan melaksanakan amanat itu dengan rasa penuh tanggungjawab dan apabila dia berjanji maka dia tidak akan pernah mengingkari janjinya. Semua tindakan dan perilaku yang ditunjukannya merupakan representasi dari apa yang sudah menjadi pendirian, prinsip dan pegangan hidup yang diyakininya.

Syarat yang kedua adalah Turangga yang mempunyai arti kuda. Pada jaman dahulu kuda biasanya digunakan sebagai salah satu alat transportasi. Jadi turangga juga bisa diartikan sebagai alat transportasi atau kendaraan. Kata Turangga jika dimaknai secara konotasi mempunyai arti bahwa seorang ksatria jawa harus mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang jelas karena seorang ksatria jawa akan mengemban tanggung jawab sebagai kepala keluarga nantinya yang menghidupi anggota keluarganya. Selain itu, seorang ksatria jawa juga harus mempunyai ilmu pengetahuan yang luas (baik pengetahuan umum, sosial maupun pengetahuan agama),  pengalaman hidup, dan tentunya pendirian serta keyakinan agama yang kuat. Kenapa hal ini menjadi penting dimiliki oleh seorang ksatria jawa? Pengetahuan, pengalaman hidup, dan keyakinan agama yang kuat merupakan modal utama bagi seorang ksatria jawa yang nantinya akan menjadi pemimpin dalam rumah tangga. Dengan memiliki hal tersebut diatas, maka seorang ksatria jawa akan mampu mengarahkan, membimbing, mendidik keluarganya dengan penuh keyakinan dan tanggung jawab sehingga keluarga yang dia pimpin juga merasa tenang, tentram dan yakin bahwa mereka mempunyai sosok pemimpin yang tidak akan menjerumuskannya kedalam jurang kesesatan.

Ilustrasi Ksatria Jawa

Syarat yang ketiga adalah Kukila yang mempunyai arti burung. Burung merupakan hewan yang mampu menghasilkan suara yang merdu. Jika diartikan secara konotasi, kukila merupakan ucapan atau tutur kata. Sebagai seorang ksatria jawa, maka seorang ksatria jawa harus mempunyai tutur kata yang sopan dan santun, tidak menyakiti perasaan orang lain, dan perkataannya dapat dipercaya atau jujur serta apa disampaikannya akan mengandung kemanfaatan bagi orang lain.

Syarat yang keempat adalah Waspada yang mempunyai arti selalu siaga. Jika dikonotasikan, waspada juga bisa mempunyai arti kehati - hatian. Hal ini bisa disimpulkan bahwa seorang ksatria jawa akan selalu berhati - hati dalam menentukan keputusan dan tindakan yang akan dilakukan. Seorang ksatria jawa akan mempertimbangkan terlebih dahulu efek negatif dan positif dari apa yang akan dilakukan serta selalu mampu membaca situasi dan kondisi sekitar untuk menentukan dimana posisi yang tepat untuk berperilakudan  menempatkan diri.

Syarat yang kelima adalah Wanita. Wanita bisa diartikan sebagai lambang kesuburan. Seorang ksatria jawa  pasti mempunyai impian dalam hidupnya untuk menyambung keturunan yang nantinya keturunan itu mampu membawa perubahan yang lebih baik dalam lingkungan masyarakat, bangsa, negara dan agama. Untuk mewujudkan hal itu, seorang ksatria jawa membutuhkan seorang wanita unutk membangun impian yang dinginkannya. Maka, wanita adalah syarat kelima yang harus dipenuhi oleh seorang ksatria jawa.

Kelima poin diatas merupakan syarat bagi seorang laki - laki untuk menjadi seorang ksatria jawa. Bagi para calon ksatria, mari kita renungkan kelima poin diatas dengan logika dan hati nurani agar kita bisa menjadi ksatria jawa sejati atau paling tidak kita bisa meningkatkan kualitas hidup kita dimasa yang akan datang.




Salam lestari......!!!


EmoticonEmoticon