Wednesday 26 February 2014

Mendaki gunung, menelusuri kemuliaan ilmu pengetahuan

Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan alam terbuka yang tidak hanya diminati oleh penggiat alam terbuka saja akan tetapi oleh sebagian orang yang mempunyai kecintaan untuk sekedar menikmati keindahan alam. Keindahan gunung menawarkan berbagai macam pesona seperti padang savanna, hutan kayu dan hutan lumut, danau, sungai, air terjun, puncak gunung dan sebagainya yang memang jarang atau belum pernah dinikmati oleh manusia pada umumnya. Selain itu, kegiatan yang bisa dilakukan selama kita berada di gunung juga beragam, mulai dari pelatihan SAR (search and rescue), navigasi darat, pelestarian hutan, ekspedisi atau hanya sekedar menikmati keindahan alam dan kegiatan lainnya. Akan tetapi dibalik itu semua, ada beberapa hal yang perlu diketahui lebih dalam dari serangkaian kegiatan yang biasa kita lakukan selama berada digunung. Jika diamati, serangkaian kegiatan pendakian gunung mempunyai arti yang lebih dari pada sekedar kegiatan berjalan kaki menelusuri jalan setapak dari titik pemberangkatan hingga menuju puncak.

pendakian gunung
Dimulai dari tahap persiapan sebelum mendaki gunung, para pendaki harus mempersiapkan segala macam perbekalan untuk kehidupan yang akan dilalui selama berada di gunung. Seperti kita ketahui bahwa gunung merupakan lingkungan yang asing atau bahkan belum pernah kita jamah sebelumnya. Oleh karena itu, persiapan sangat mutlak untuk dilakukan dengan penuh pertimbangan dan kehati - hatian. Berbagai macam persiapan yang harus dilakukan adalah mencari informasi tentang gunung yang akan didaki, termasuk jalur, medan yang akan dihadapi, durasi waktu yang diperlukan, dan peralatan yang harus disiapkan termasuk tenda, peralatan masak, ransel, sepatu, pakaian yang cocok untuk dikenakan, serta peralatan navigasi seperti kompas, peta, GPS dan peralatan lainnya yang mendukung terhadap kelancaran perjalanan selama berada di gunung. Selain itu, persiapan fisik, pengalaman, dan pengetahuan tentang gunung juga merupakan faktor penting lain yang harus disiapkan. Jika persipan itu tidak kita lakukan dengan benar, bisa dipastikan bahwa pendakian gunung hanya akan menjadi kegiatan yang pada akhirnya akan mengantarkan nyawa seorang pendaki itu sendiri. Akan tetapi, meski semua persiapan telah kita lakukan dengan matang terkadang hal – hal yang tidak kita inginkan pun bisa terjadi. Pendaki dengan perbekalan, pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan fisik yang tangguh juga bisa tersesat dalam melakukan perjalanan gunung atau bahkan tidak sedikit yang menyisakan tulisan nama dalam batu nisan yang ditanam dijalur pendakian yang pernah dilewatinya. Alam dengan segala kearifannya menyimpan misteri yang tidak diketahui oleh manusia dengan segala kelamahannya.

Padang savana, vegetasi hutan yang hijau, bebatuan tajam yang tersusun hingga menjulang puluhan meter menghadap ke langit, danau yang terhampar luas dan sungai arus deras menjadi sumber mata air jernih yang memberi kehidupan bagi makhluk disekitarnya, suhu dingin 2 atau bahkan di bawah 0 derajat yang menusuk tulang, suara gaungan hewan yang memecahkan kesunyian malam, dedaunan dan ranting yang berjatuhan merupakan keindahan dan fenomena alam yang setiap detik terjadi di gunung yang kita daki. Dengan fenomena seperti ini sering membuat para pendaki hanya tertegun dengan ketidakberdayannya menikmati pesona alam yang belum pernah dijumpainya. Akan tetapi, alam dengan segala keindahannya baik gunung maupun lautan masih dianggap oleh sebagian orang sebagai makhluk yang harus melayani keinginan dan hasrat manusia akan kesenangan belaka. Keberadannya dianggap sebagai benda pemuas nafsu manusia tanpa adanya rasa hormat atau bahkan kepedulian untuk menjaga, melestarikan, dan memelihara kecantikannya. Selain itu, tumbuhan dan buah – buahan yang dihasilkan oleh kesuburan tanah dari alam serta segala kekayaan alam berupa barang tambang yang dikandungnya selama berjuta – juta tahun lamanya, juga dieksploitasi untuk menghasilkan beberapa juta dolar dan memuliakan manusia yang merenggutnya dengan paksa.

Pendakian gunung akan menjadi proses tafakkur, perenungan dan penggalian ilmu tentang keberadaan manusia di alam semesta baik bagi para pendaki maupun manusia pada umumnya yang memang benar – benar mampu mengerahkan akal dan hati nuraninya untuk menghormati dan memuliakan alam sehingga alam memiliki derajat tertinggi sebagai sumber kehidupan murni. Sebuah nasihat dari pencari ilmu mengatakan bahwa alam merupakan buku yang memuat segala ilmu. Sedangkan akal laksana mata yang senantiasa mendambakan cahaya ilmu. Pendapat lain juga mangatakan bahwa alam semesta ini merupakan kitab kebenaran yang terbuka, yang dapat dibaca oleh setiap bahasa dan dapat dipahami oleh segala sarana. Kitab itu dapat ditelaah oleh orang lugu yang menghuni kemah dan gubuk, juga oleh orang kota yang menghuni rumah dan istana, (Sayyid Quthb).


Salam lestari .......!!!


EmoticonEmoticon