Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan alam terbuka yang tidak hanya diminati oleh penggiat alam terbuka saja akan tetapi oleh sebagian orang yang mempunyai kecintaan untuk sekedar menikmati keindahan alam. Keindahan
gunung menawarkan berbagai macam pesona seperti padang savanna, hutan kayu dan
hutan lumut, danau, sungai, air terjun, puncak gunung dan sebagainya yang
memang jarang atau belum pernah dinikmati oleh manusia pada umumnya. Selain
itu, kegiatan yang bisa dilakukan selama kita berada di gunung juga beragam,
mulai dari pelatihan SAR (search and rescue), navigasi darat, pelestarian
hutan, ekspedisi atau hanya sekedar menikmati keindahan alam dan kegiatan
lainnya. Akan tetapi dibalik itu semua, ada beberapa hal yang perlu diketahui
lebih dalam dari serangkaian kegiatan yang biasa kita lakukan selama berada
digunung. Jika diamati, serangkaian kegiatan pendakian gunung mempunyai arti
yang lebih dari pada sekedar kegiatan berjalan kaki menelusuri jalan setapak dari
titik pemberangkatan hingga menuju puncak.
pendakian gunung |
Dimulai
dari tahap persiapan sebelum mendaki gunung, para pendaki harus mempersiapkan
segala macam perbekalan untuk kehidupan yang akan dilalui selama berada di
gunung. Seperti kita ketahui bahwa gunung merupakan lingkungan yang asing atau
bahkan belum pernah kita jamah sebelumnya. Oleh karena itu, persiapan sangat
mutlak untuk dilakukan dengan penuh pertimbangan dan kehati - hatian. Berbagai
macam persiapan yang harus dilakukan adalah mencari informasi tentang gunung
yang akan didaki, termasuk jalur, medan yang akan dihadapi, durasi waktu yang
diperlukan, dan peralatan yang harus disiapkan termasuk tenda, peralatan masak,
ransel, sepatu, pakaian yang cocok untuk dikenakan, serta peralatan navigasi
seperti kompas, peta, GPS dan peralatan lainnya yang mendukung terhadap
kelancaran perjalanan selama berada di gunung. Selain itu, persiapan fisik,
pengalaman, dan pengetahuan tentang gunung juga merupakan faktor penting lain
yang harus disiapkan. Jika persipan itu tidak kita lakukan dengan benar, bisa
dipastikan bahwa pendakian gunung hanya akan menjadi kegiatan yang pada
akhirnya akan mengantarkan nyawa seorang pendaki itu sendiri. Akan tetapi,
meski semua persiapan telah kita lakukan dengan matang terkadang hal – hal yang
tidak kita inginkan pun bisa terjadi. Pendaki dengan perbekalan, pengetahuan
dan pengalaman serta kemampuan fisik yang tangguh juga bisa tersesat dalam
melakukan perjalanan gunung atau bahkan tidak sedikit yang menyisakan tulisan
nama dalam batu nisan yang ditanam dijalur pendakian yang pernah dilewatinya.
Alam dengan segala kearifannya menyimpan misteri yang tidak diketahui oleh
manusia dengan segala kelamahannya.
Padang
savana, vegetasi hutan yang hijau, bebatuan tajam yang tersusun hingga
menjulang puluhan meter menghadap ke langit, danau yang terhampar luas dan
sungai arus deras menjadi sumber mata air jernih yang memberi kehidupan bagi
makhluk disekitarnya, suhu dingin 2 atau bahkan di bawah 0 derajat yang menusuk
tulang, suara gaungan hewan yang memecahkan kesunyian malam, dedaunan dan
ranting yang berjatuhan merupakan keindahan dan fenomena alam yang setiap detik
terjadi di gunung yang kita daki. Dengan fenomena seperti ini sering membuat
para pendaki hanya tertegun dengan ketidakberdayannya menikmati pesona alam
yang belum pernah dijumpainya. Akan tetapi, alam dengan segala keindahannya
baik gunung maupun lautan masih dianggap oleh sebagian orang sebagai makhluk
yang harus melayani keinginan dan hasrat manusia akan kesenangan belaka.
Keberadannya dianggap sebagai benda pemuas nafsu manusia tanpa adanya rasa
hormat atau bahkan kepedulian untuk menjaga, melestarikan, dan memelihara
kecantikannya. Selain itu, tumbuhan dan buah – buahan yang dihasilkan oleh
kesuburan tanah dari alam serta segala kekayaan alam berupa barang tambang yang
dikandungnya selama berjuta – juta tahun lamanya, juga dieksploitasi untuk menghasilkan
beberapa juta dolar dan memuliakan manusia yang merenggutnya dengan paksa.
Pendakian gunung akan menjadi proses tafakkur,
perenungan dan penggalian ilmu tentang keberadaan manusia di alam semesta baik bagi
para pendaki maupun manusia pada umumnya yang memang benar – benar mampu
mengerahkan akal dan hati nuraninya untuk menghormati dan memuliakan alam
sehingga alam memiliki derajat tertinggi sebagai sumber kehidupan murni. Sebuah
nasihat dari pencari ilmu mengatakan bahwa alam merupakan buku yang memuat
segala ilmu. Sedangkan akal laksana mata yang senantiasa mendambakan cahaya
ilmu. Pendapat lain juga mangatakan bahwa alam semesta ini merupakan kitab
kebenaran yang terbuka, yang dapat dibaca oleh setiap bahasa dan dapat dipahami
oleh segala sarana. Kitab itu dapat ditelaah oleh orang lugu yang menghuni
kemah dan gubuk, juga oleh orang kota yang menghuni rumah dan istana, (Sayyid
Quthb).
Salam lestari .......!!!
Salam lestari .......!!!
EmoticonEmoticon