Thursday 24 March 2011

PPGD

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT 
(PPGD)

Pengertian: memberi pertolongan pertama pada saat terjadi kecelakaan dan juga untuk tetap mempertahankan kesehatan diri sendiri tetap prima selama melakukan perjalanan atupun pencarian orang.
Tujuan:
1.      Mencegah terjadinya rasa sakit yang berleihan pada korban dan mempertahankan kesehatan pribadi.
2.      Mecegah terjadinya infeksi, sehingga timbul kerusakan jaringan yang lebih lanjut.
3.      Mencegah terjadinya cacat tubuh akibat kecelakaan yang tidak terawat dengan baik.
4.      Mencegah terjadinya kematian karena korban tidak terawatt dengan baik.
Didalam memberikan pertolongan, kita harus berpegang pada beberap hal berikut:
1.      Jangan panic
Bertindaklah dengan cekatan namun tetap tenang sehingga korban juga terbawa tenang karena yakin mendapatkan pertolongan yang baik. Perhatikan tanda khusus  ang memperjelas keadaan pasien. Jangan telalu terpengaruh oleh keluhan pasien. Tetapi juga jangan sekali kali meganggap remeh pesien yang terlihat tenang, barang kali keadaan t ersebut menuju shock/koma.
2.      Pernafasan
Perhatikan pernafasan pasien. Apabila tidak ada nafas segera periksa jalan nafas. Mengkin tersumbat dan lakukan nafas buatan setelah jalan nafas tidak ada hambatan.
3.      Pendarahan
Setiap pendarahan harus dihentikan dengan segera. Ini merupakan prinsip utama. Pendarahan yang ditelantarkan akan menimbulkan kematian, t e rutama apabila terjadi pendarahan pada pembuluh nadi.
4.      Shock
Perhatikan akan adanya tanda  tanda shock. Apabila ada , segera lakukan penanggulangannya.
5.      Pemindahan pasien
Korban hendaknya tidak dipindahkan (letak dan posisinya) secara terburu buru sebelum pertolongan pertama diberikan dan ditentukan jenis serta tingkat keparahannya. Pasien yang dipindahkan secara terburu buru akan dapat meperparah kondisinya.
Untuk mengambil langkah pertolongan, terdapat empat hal yang harus diperhatikan:
1.      Lokasi
-          Pehatikan keadaan sekitar tempat terjadinya kecelakaan.
-          Bagaiamana terjadiya kecelakaan.
-          Saat teradinya kecelakaan, keadaan sekitar dalam keadaan bagaimana (tenang/ramai).
-          Keadaan cuaca saat terjadi kecelakaan.

2.      Penderita
Perhatikan keadaan penderita, dalam keadaan pingsa atau sadar. Jika salam keadaan sadar, apakah keluhan dari korban. Apakah terjadi pendarahan nadi atau pendarahn pembuluh balik dan adakah tulang yang patah. Sedapat mungkin hindari shock.
3.      Pertolongan
Pertolongan yang hendak diberikan sebaiknya telah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan pemeriksaan, hal ini sangat berguna agar korban tidk mengalami shock. Namun jika korban dalam keadaan shock, sebaiknya segera diatasi agar tidak lebih fatal. Selain itu dengan peren canaan dapat mecegah terjadinya cacat tubuh atau kematian.
4.      Korban meninggal dunia
Photo sisi korban dari berbagai arah penting:  yaitu arah pertama dilihat. Dari arah utara, selatan, barat, timur. Selain itu, sebaiknya dicari juga sudut pemotretan linnya agar dapat menunjang dalam pembuatan laporan. Catat barang milik korban yang tercecer disekitar lokasi kecelakan dengan teliti, jenis dan jumlahnya. Tutup tubuh korban dengan ponco dan ikat agar tidak terbuka oleh angin, terbaw air, hewan sebelum dievakuasi. Laporkan segera kepada OSC atau SMC atau laporkan kepada polisi setempat jika bukan dalam operasi SAR, mengenai jumlah korban, jenis kelamin dan loksi ditemukannya korban.

PINGSAN
Pengertian: hilangnya kesadaran diri. Pingsan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1.      Pingsan biasa
Biasanya disebabkan karena berdiri diterik matahari, bekerja atau bepergian dengan perut kosong, terlalu lelah, kurang tidur, tidak than melihat darah (biasanya terjadi pada penderita kekurangan sel darah merah/anemia).
Tindakan pertolongan:
a.      Baringkan ditempat yang datar dan teduh.
b.      Letakkan kepala korban lebih rendah dari kaki, kira kira 30 cm.
c.      Buka atau longgarkan pengikat tubuh, sepeti ikat pinggang atau tali BH pada wanita.
d.      Jika korban muntah, hendaknya kepala dimiringkan kekanan, agar muntah tidak masuk ke dalam pernafasan.
e.      Kompres kepala korban dengan basah yang dingin.
f.        Berikan aroma amoniak dibawah hidung korban.
2.      Pingsan karena panas
Terjadi pada orang normal  yang bekerja ditempat yang panas dalam waktu yang lama. Tanda tandanya adalah sebagai berikut:
a.      Keringat mengucur cukup banyak.
b.      Rasa mual hingga kemudian muntah.
c.      Kepala pening.
Pertolongan:
a.      Baringkan korban ditempat yang teduh.
b.      Lakukan pertolongan seperti halnya karena pingsan biasa.
c.      Jika korban telah sadar, minumkan air garam encer atau oralit.
3.      Pingsan karena matahari
Kondisi ini lebih berat daripada pingsan karena panas. Hal ini timbul karena kemampuan tubuh mengeluarkan keringat berkurang, sehingga panas badan tidak dapat diturunkan.
Gejalanya:
a.      Keringat  yang keluar berhenti secara tiba tiba.
b.      Udara sekitar dirasakan lebih panas.
c.      Wajah tampak merah dengan nafas yang semakin cepat dan dangkal.
d.      Kulit terasa kering dan suhu badan meningkat hinggg 40-41 derajat celcius.
e.      Tubuh terasa lemah, sakit kepala, tidak dapat berjalan dengan tegak dan pingsan pada stadium gawat.
Pertolongan:
a.      Baringkan korban diempat teduh dan banyak angin.
b.      Kompres korban dengan kain basah yang dingin (air es). Lakukan pemijatan pada kaki dan tangan korban agar tubuhnya tidak menggigil.

Gangguan – gangugan yang lain:
a.      Pendarahan rongga perut
Pendarahan rongga perut dapat mengakibatkan infeksi pada luka terbuka. Peritonitis (Infeksi rongga perut tanpa adanya luka terbuka). Tandanya:
1.      Penderita sangat kesakitan di rongga perut.
2.      Dinding perut menegang dan kadang seperti paan.
3.      Dapat juga disertai mual dan muntah.
Tindakan:
1.      Tutup luka dengan pembalut cepat atau kain kasa seril yang tebal .
2.      Basahi kain penutup dengan air steril.
3.      Penderita jangan diberi minuman atau makanan namun basahi bibirnya dengan air setiap waktu.
b.      Keracunan
Hal ini disebabkan oleh reaksi makanan atau minuman dalam tubuh. Tandanya:
1.      Wajah terlihat pucat dan kebiruan.
2.      Muntah dan buang – buang air.
3.      Badan terasa lemas.
Tindakan:
1.      Ushakan untuk mengeluarkan kembali makanan yang telah ditelan.
2.      Berikan norit atau beras yang telah ditumbuk namun sebelumnya disangrai sampai gosong.
3.      Bila keadaan terdesa, dapat pula menelan arang bersih yang ditumbuk.
4.      Jika buang-buang air, berikan oralit dan banyak minum air tawar.
5.      Keracunan arena makanan kaleng yang telah kadaluarsa dpat berakibat fatal, maka hendaknya makana kaleng dianaskan dahulu hingga mendidih.
c.      Diare atau buang  buang air
Biasanya disebabkan karena makanan atau minuman yang tidak bersih. Tandanya: perut terasa sakit dan mules, dan kadamg disertai muntah - muntah. Tubuh terasa lemah dan pandangan berkunang – kunang.
Tindakan: berikan oralit setaip kali muntah atau buang – buang air.
d.      Kejang atau keram
Kejang otot dapat terjadi karena berbagai sebab, diantaranya: temeratur yang terlalu panas, temperature yan terlalu dingin, terlalu letih, sakit atau demam tinggi.
Tanda – tanda:  pasien terlihat kesakitan, otot yang kejang terlihat mengembung, otot terasa keras dan sangat nyeri sewaktu diraba.
Tindakan: kejang otot karena  letih dapat diatasi dengan menggerakkan otot tersebut. Kejang pada otot betis diatasi dengan bertumpu pada ujung kaki kemudian sentakkan tumit ke bawah. Kejang otot perut, penderita dibuat gerakan sit – up. Gosok otot yang kejang memakai obat gosok dengan cara menggosok seperti sewaktu memijit/mengurut, harus kearah jantung. Kejang akibat demam biasanya ditemukan pada anak – anak (usia dibawah 6 tahun). Pertolongannya adalah dengan mengusahakan agar lidah penderita tidak tergigit dengan memasukkan sebuah sendok kedalam mulut dan biarkan ia menggigit sendok (terlebih dahulu sendok sudah dilapisi sapu tangan). Kemudian, kompres kepalanya dengan kain basah. Kalau perlu seluruh tubuh dimasukkan kedalam bak air agar tubuh juga menjadi dingin dan segera bawa kerumah sakit.



EmoticonEmoticon