Wednesday 20 July 2011

Panjat Tebing

ROCK CLIMBING


1.        PENDAHULUAN
Berbicara tentang olahraga panjat tebing maka mau tidak mau kita akan membicarakan juga tentang olahraga mendaki gunung karena mendaki gunung adalah cikal bakal dari olahraga panjat tebing.  Mendaki gunung adalah suatu kegiatan yang berorientasi kealam terbuka,dan mendaki ketempat yang lebih tinggi. Mulai dari gunung dengan kesulitan tinggi,karena memiliki jenis tebing yang tidak dapat didaki,bahkan harus dipanjat dengan bantuan peralatan memanjat tebing seperti tali,paku tebing,dan peralatan lainnya.

2.        SEJARAH
Kegiatan panjat mulai dikenal dibenua Eropa tepatnya dikawasan pegunungan Alpen, merupakan pemanjat alam yang amat terampil, untuk melintasi tebing waktu memburu chamois sejenis domba gunung. Namun awalnya kegiatan panjat tebing alami secara terkoordinir dengan tujuan semata-mata ingin memanjat, sudah dilakukan pada 1492. Sekelompok orang-orang Perancis yang dimotori oleh ANTONIO De Ville. Sedangkan olahraga  panjat tebing yang telah terkoordinir berkembang di Indonesia pada tahun 1976, dan ini idak lepas dari peran Hari Sulistianto, sebagai pelopor olahraga penjat tebing alam. Berkat kegiatan di dunia panjat tebing maka masyarakat yang bukan militer mulai mengenal dunia panjat tebing, sebelunya kegiatan panjat tebing identik dengan kegiatan militer.
     Pada awalnya kegiatan panjat tebing merupakan kegiatan yang hanya dilakukan di alam namu sejak Dnon Robinson memperkenalkan  dinding panjat buatan pertama di Universitas Leeds Inggris pada awal dasawarsa 1970, maka panjat tebing  berkembang bukan hanya sebuah olahraga yang bersifat pertualangan menjadi olahraga yang kompentitif dan menarik.

3.       PEMANJATAN
a.    Sistem Pemanjatan
Adalah suatu cara mengatasi suatu rute / jalur tebing dengan bekerja dengan suatu  team pemanjatan,dengan melihat seluruh kondisi baik dari alam maupun team itu sendiri,dan sampai sekarang dikenal  dua sistem pemanjatan yaitu;
1.        AlpineTacttics
Adalah suatu sistem pemanjatan yang dilakukan dengan membawa seluruh peralatan yang dibutuhkan tampa harus turun kembali ke groon/dasar karena setiap titik peristirahatan tampa terhubungkan dengan tali.Dan peralatan hanya cukup  untuk beberpa pitch saja.
2.        Himalayan Tactics
Adalah suatu sistem  pemanjatan dimana salah satu pemanjat merintis terlebih dahulu jalur pemanjatan setahap demi setahap sehinga sampai puncak.

4.       TEKHNIK PEMANJATAN
Tekhnik pemanjatan merupakan cara seseorang pemanjat menyeleseikan suatu      jalur.Dan tekhnik pemanjatan yang dikenal hinga sekarang yaitu;
a.        Free Climbing
Cara pemanjatan yang hanya menguanakan ketrampilan seseorang pemanjat sedang peralatan hanya sebagai perangkat pengaman saja dan tidak digunakan secara langsung untuk menambah ketinggian.
b.        Artificial Climbing
Cara pemanjatan yang secara langsung menggunakan peralatan untuk menambah ketingian.
c.        Bouldering
Seni pemanjatan pada tebing-tebing pendek yang umumnya untuk melatih kemampuan / kekuatan dalam memanjat.
d.       Soloing
Sistem pemanjatanyang benar mengutamakan ketrampilan seorang pemanjat karena pada teknik ini pemanjat tidak mengunakan peralatan apapun baik hanya sebatas alat pengaman. Serta mengalami perkembangan menjadi beberapa istilah ;
1)   Onsight free solo
yaitu pemanjat tampa tali untuk pertama kali bagi seseorang pemanjat tampa informasi apa-apa mengenai jalur tersebut.
2)   Free solo
yaitu pemanjatan suatu jalur tampa mengunakan tali,tetapi pernah mencoba walaupun belum hafal benare jalur tersebut.
3)   worked solo
yaitu pemanjatan tanpa tali dengan sebelunya pernah mencoba berkali-kali sampai bener-bener hafal mati seluruh permukaan tebing.

5.       ALAT-ALAT PANJAT TEBING
a.         Tali
yaitu fungsi utamanya untuk mengamankan seseorang pemanjat dari kemungkinan jatuh sampai ke dasar. Ada beberapa jenis tali ;
1)        Tali carmentel
Merupakan tali yang terbuat dari serat nilon yang dipital menjadi dua bagian yaitu carn dan mantle dimana carn itu sendiri merupakan bagian  dalam dari tali carmantle sedangkan mantle itu sendiri merupakan bagian luar tali carmantle. Tali ini ada dua jenis  dari elastisitasnya yaitu;
Static        ;Tali yang memiliki sedikit daya lentur
Dinamic    ;Tali yang memiliki cukup daya lentur
2)   Tali serat alam
yaitu tali yang terbuat dari serat alam dan pital, dan tali ini kurang memiliki daya lentur dan kaku untuk disimpul.
3)   Tali Hawserlaid
Yaitu tali yang terbuat dari serat alam sintetis yang dipital seperti serat alam dan sifatnya sama seperti serat alam.
4)   Harnest
Alat ini sering juga disebut tali tubuh karena pengunaannya dikenakan langsung pada tubuh seseorang pemanjat, fungsi alat ini adalah penghubung antara tali dengan pemanjat, alat ini dirancang agar beban jatuh pemanjat tidak mematahkan tulang pinggang pemanjat.
Harnest mempunyai beberapa bentuk dan fungsi yaitu;
a)         Full body
Harnest ini bekerja pada seluruh badan pemanjat dan berguna untuk meringankan beban yang bertumpu pada pinggang saja.
b)        Seat harnest
Harnest ini berbentuk hanya melingkari pinggang serta paha pemanjat saja dan pemanjat lebih bebas bergerak.
c)         Chest harnest
Harnest ini bekerja pada tubuh bagian atas pemanjat dan sering digunakan sebagai alat untuk mengkaitkan peralatan yang digunakan.
b.        Carabiner
Secara prinsip  berguna sebagai alat penghubung antara tali dengan alat lain yang digunakan. Jenis-jenis carabiner menurut bentuknya antara lain bentuk oval dan bentuk D. Menurut jenisnya carabiner ada dua yaitu carabiner yang menggunakan kunci (Srew gate) dan tidak memakai kunci.
c.         Chock
Alat ini merupakan alat pengaman sisip,dengan cara menjepitkan pada rekahan-rekahan tebing.
Ada beberapa bentuk chock antara lain.
1)        Chock stoper
Biasanya alat ini sering dikenal dengan chock berbentuk pipih dan digunakan pada rekahan yang menyudut.
2)        Chock Hexentric
Chock ini berbentuk segi enam dan digunakan pada kondisi rekahan melebar dan rata.
3)        Chock Friend
Dikenal sebagai pengaman pegas dan fungsinya sama dengan chock yang lain namun lebih mudah pemasanganya.
d.        Piton
Alat yang digunakan sebagai pengaman pasak dengan cara menancapkan pada retakan tebing. Piton ini sendiri memiliki berbagai jenis dan bentuknya,antara lain;
1)          Kniffe blades
2)          Angle
3)          Bong-bong
4)          Lost arrow
e.         Hammer
Alat bantu seseorang peanjat untuk memukul / menancapakan berbagai alat-alat yang digunakan serta untuk melepaskan peralatan yang telah dipasang.
f.          Bolt
Yaitu baut untuk memasang hanger pada ramset yang telah tertanam di tebing.
g.         Hanger
Merupakan alat yang berfungsi sebagai kaitan sebuah pengaman dengan cara mengebor.
h.        Hand dryll
Bor tangan manual yang berguna untuk pengeboran dan pada ujungnya dipasang  ramset.
i.           Ramset
Alat sebagai mata bor tebing untuk membuat lubang ditebing sekaligus sebagai ancor permanen untuk memasang hanger.
j.          Webing
Disebut juga dengan flat rope,yaitu tali pita yang terbuat dari bahan serat nilon,dan jenisnya dibagi dua yaitu tubular dan non tabular
k.        Ascender
Alat mekanis bantuan naik dengan cara menitih tali antara lain jumar,basic,Crol.
l.           Descender
Alat mekanis untuk turun antara lain figur of Eight,Auto stop,Rack dan bebarapa jenis lainnya.
m.      Sepatu
Sepatu panjat memiliki fungsi yang sama dengan sepatu biasanya lainnya namun disini ada perbedaan dari bentuk  dan bahannya,sepatu panjat itu sendiri ada dua jenis menurut intensitasnya yaitu;
1)   Sepatu dengan sol kejur berguna untuk pemanjatan yang memerlukan waktu yang lama
2)   Sepatu dengan sol lentur berguna untuk pemanjatan yang tidak membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan kelenturan kaki pemanjat untuk mendapatkan fungsinya.
n.        Chalk bag
Fungsinya sebagai tempat menyimpan magnesium
o.         Sky hok
yaitu alat pengaman sementara yang berbentuk seperti kail
p.        Tangga (etrier)
Tangga ini terbuat dari tali weebing ada pula yang terbuat dari logam. Tangga ini berguna untuik mengatasi jalur yang benar-benar bisa dilewati dengan tanpa menggunakan alat bantu.

6.       JENIS GERAKKAN KAKI
a.        friction step
Adalah menempatkan kaki pada permukaan tebing dan mengamankan bagian bawah sepatu pada permukaan gesekan karet sepatu,
b.        egding
Adalah cara kerja kaki dengan menggunakan sisi luar sebelah kanan dari kaki atau sepatu kaki
c.        smearing
Teknik berdiri pada pijakkan dan pada pinggiran
d.       heel hooking
Teknik yang menggunakan kaki untuk mengatasi pijakan yang menggantung yang sulit dijangkau oleh tangan.

7.       GERAKAN KHUSUS DALAM PANJAT TEBING
Dalam bergerak sering dijumpai jalan yang sulit dilewati dengan hanya mengandalkan tekhnik  pegangan biasa. Untuk itu, beberapa gerakan khusus yang perlu diketahui.
a.        lay back
Digunakan pada dua tebing yang saling berhadapan dan membentuk sudut tegak lurus dengan cara mendorong kaki pada tebing dihadapan kita dan menggeser-geserkan tangan pada retakan ke atas secara bergantian.
b.        Chimmey
Digunakan pada dua tebing saling berhadapan dan membentuk suatu celah yang cukup lebar untuk tubuh, yaitu dengan cara menyandarkan tubuh kita pada tebing yang ada dibelakang serta menekan kaki dan tangan pada tebing yang lain. Maka chimmey dibagi atas :
-          Wriggiling
Dilakukan pada celah yang tidak terlalu luas sehingga cukup untuk tubuh.
-          Backing up
Dilakukan pada celah yang cukup luas, sehingga badan bisa menyusup dan bergerak lebih bebas.
-     Bridging
Dilakukan pada celah yang sangat lebar sehingga dapat dicapai apabila merentangkan kaki dan tangan selebar-lebarnya.
c.           Chevel
Cara ini dilakukan pada batu yang disebut arate yaitu bagian punggung tebing yang memiliki tebing yang sangat tipis dan kecil. Pemanjat yang menggunakan ini mula-mula duduk sepertti menunggang kuda pada arate, kemudian dengan kedua tangannya didorong bidang batu tersebut, ia mengangkat dan memindah tubuhnya ke atas.
d.       Traversing
Gerakan menyamping dari suatu tempat ke tempat lain
e.        Slap climbing
Dilakukan pada tebing yang licin dan tanpa celah serta kondisi tidak terlalu curam.

8.      KEMAMPUAN BIOMOTORIK
Semua gerak fisik merupakan kerja sama dari unsur-unsur tenaga, kecepatan dan lamanya kegiatan. Kemampuan seseorang individual melakukan suatu latihan sebagai akibat. Oleh karena itu jelaslah bahwa seseorang membutuhkan kemampuan mengontrol untuk dapat melakukan penampilan yang lebih baik. Kekurangan pemahaman atas hal ini menyebabkan sebagian besar atlit panjang tebing tidak bisa berkembang. Mereka banyak terjebak oleh mitos keliru yang beredar dalam kalangan pemanjat yaitu selalu melakuakn latiuhan pemanjatan dengan mengabaikan latihan  fisik mereka. Padahal yang dilakukan adalah laytihan memanjat yang dibarengi dengan latihan fisik spesifik yang sesuai dengan panjat tebing yang dianjurkan oleh bompa (1983).

9.       ETIKA PENGGUNAAN TALI
Etika penggunaan menentukan segikeamanan bagi keselamatan si pemakai, tanpa memeperhatikan etika maka kemungkinan besar akan menimbulkan malapetaka yang sangat kita tidak inginkan.
Etika tersebut diantaranya :
a.        Pemakaian dan aturan, penggunaan tali sesuai dengan fungsinya.
b.        Jangan menginjak tali ataupun memberi beban pada tali saat disimpan atau membawa tali diseret.
c.        Berikan alas saat tali dipakai dilapangan untuk menghindari dari pengikisan dan simpan pada posisi tergantung saat tidak dipakai
d.       Jauhakan tali dari sumber panas dan usahakan tali dalam kondisi kering
e.        Jangan biarkan tali pada posisi terlentang, simpul terlepas.
f.         Selalu periksa kondisi tali terutama bila terjadi kecelakaan dengan tali tersebut atau setelah beberapa kali digunakan untuk kegiatan.

10.   PENGENTAHUAN TENTANG SIMPUL
Simpul merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan tali, sebagaimana tali dengan alat tertentu lainnya.
Secara umum simpul dapat dikatakan sebagai bentuk ikatan dari gabungan dua tali. Yang paling utama dan harus diperhatikan dalam pembuatan dan pemakaian simpul adalah breaking strength tersebut. Kartena adanya suatu simpul pada seutas tali makan pada daerah simpul terjadi penurunan kekuatan tali utamanya. Penurunan tersebut bervariasi sekitar 20 % - 40%
Jadi dalam bentuk suatu simpul sangatlah bijaksana bila telah diketahui breaking strenghtnya, selain kemudahan dalam membentuk dan melepaskan kembali. Penggunaan simpul pada kegiatan Out Door Sport dilingkungan PA sebenarnya hanya beberapa saja yang perlu dipahami dengan benar, ditunjang dengan ketrampilan individu mengkombinasikan berbagai variasi.

11.   SIMPUL TALI
a.        Figure Of Eight Knot / Simpul Delapan
simpul ini merupakan simpoul yang sering digunakan pemanjat untuk mengaitkan harnest pada tali pemanjatan, simpul ini mudah dibuat juga mudah untuk melepasnya.
b.        Clove Hictck Knot / Simpul Pangkal
Simpul ini merupakan simpul yang digunakan untuk mengangkat sebuah tambatan
c.        Bowline Knot / Simpul Kambing
Simpul ini merupakan simpul yang bersifat memberi ruang gerak pada sebuah obyek yang diikat.
d.       Fisherman’s Knot / Simpul Nelayan
Simpul ini sangat baik untuk menyambung tali yang sama besarnya
e.        Butterfly Knot / Simpul Kupu-Kupu
Simpul ini berguna untuk membuat simpul yang letaknya berada ditengah sebuah tali dan bisa membagi beban secara merata pada kedua ujung tali.
f.         Water Knot / Simpul Pita
Simpul ini digunakan untuk menyambung weebing / pita
g.        Sheetbedd / Simpul Anyam
Fungsi dari simpul tali adalah menyambung tali yang tidak sama besar
h.        Simpul Jangkar
Simpul ini berguna untuk memmberikan kuncian / jeratan
i.          Italian Hitch / Simpul Tali
Simpul ini berguna untuk menggantikan Decenders, namun simpul ini lebih bergesekan secara langsung pada tali sehingga akan semakin cepat aus.

12.   PENUTUP
Dengan pengetahuan panjat tebing yang mencukupi serrta penerapan metode yang terencana dengan baik tidak menutup kemungkinan akan terbentuk pemanjat tebing berprestasi baik di tebing alam maupun tebing buatan.

                                        






    



1 komentar so far

makasih gan buat infonya sangat membantu sekali,,


EmoticonEmoticon